Jumat, 26 Desember 2014

TANTANGAN PR di MASA DEPAN

Dua dekade ke belakang, istilah Public Relations atau humas (hubungan masyarakat) merupakan sesuatu yang belum begitu familiar, belum dikenal atau masih asing di telinga publik atau masyarakat. Padahal, perkembangan PR di Indonesia demikian pesat sehingga bermunculan PR di pemerintahan, perusahaan swasta, BUMN (badan usaha milik negara), organisasi nirlaba, atau lembaga swadaya masyarakat. Pada era tahun 1980-an, lahir pula perusahaan konsultan PR, yang kiprahmya sebagian besar di ibukota Jakarta 
Sejatinya kegiatan PR adalah mediator yang menjembatani kepentingan organisasi, perusahaan atau lembaga dengan publiknya yang terkait dengan kegiatan PR itu sendiri. Berbagai aktivitas senantiasa menciptakan, menjaga, dan meningkatkan citra yang positif. Setelah terjadinya revolusi industri, masalah yang dihadapi oleh lembaga ekonomi, bisnis, sosial dan politik adalah masalah hubungan (relationship). Permasalahananya berkisar pada pertanyaan bagaimana membangun dan mengembangkan hubungan-hubungan yang baik antara lembaga-lembaga tersebut dengan publik mereka demi tercapainya tujuan lembaga, organisasi atau perusahaan (dalam Soemirat dan Ardianto, F. Rachmadi: 2008)
Seiring kemajuan tekonologi informasi saat ini, PR akan dihadapkan dengan tantangan-tantangan yang siap tidak siap harus dijalaninya demi kemajuan suatu perusahaan. Kemajuan teknologi ini memberikan peluang-peluang dan tantangan-tantangan bagi PR. Praktisi PR harus mengetahui dan mengidentifikasi berbagai alat baru untuk berkomunikasi dengan publik-publik yang menjadi targetnya. Teknologi baru secara signifikan berkontribusi untuk semua proses PR seperti, riset, perencanaan, komunikasi dan evaluasi.
Dalam penggunaan teknologi informasi, praktisi PR harus bisa mengoptimalkan penggunaan internet seperti menciptakan homepage dan menyempurnakannya setiap hari,  membuat iklan, mendesain brosur, menaruh cerita-cerita yang relevan dengan perkembangan bisnis perusahaan, menulis ceramah, mengkoordinasikan event atau seminar, merencanakan dan menjalankan sales meeting. Tidak hanya itu PR harus cermat dalam membaca situasi dan kondisi politik dan keamanan suatu negara. Karena tantangan terberat bagi praktisi PR di masa yang akan datang adalah perannya sebagai pengelola dan pendamai sistem nilai, kepercayaan dan ideologi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya. Kemudian praktisi PR dituntut untuk memfokuskan diri pada strategi komunikasi dan pemberi saran pada hal-hal yang signifikan seperti nilai-nilai dan kultur yang di anut masyarakat.
Tantangan PR selanjutnya ialah penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, mempelajari hal-hal penting bagi perusahaan yang bermacam-macam, meningkatkan pengetahuan internasional dengan melakukan perjalanan ke luar negeri yang cukup sering, menjalin relasi  dengan orang-orang dari berbagai macam kultur dan negara. sehingga PR dapat lebih peka terhadap nuansa multikultural dan internasional yang melingkupi publik perusahaan. Dengan tujuan PR itu sendiri yakni terbangunnya citra yang baik terhadap suatu perusahaan/organisasi dengan menggunakan segala media yang dianggap sesuai dengan publiknya dalam menyampaikan informasi atau pesan yang diinginkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar